Jakarta, CNBC Indonesia – Pemerintah sedang mengerjakan dana abadi untuk perumahan. Hal ini untuk memaksimalkan pembangunan perumahan mengingat backlog yang masih tinggi yaitu sekitar 9,9 juta.
Bank Negara yang dikenal dengan Bank Perumahan, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (BBTN), menyambut baik rencana tersebut. Direktur Utama BTN Nixon LP Napitupulu mengatakan konsep tersebut dapat memenuhi target pembangunan 3 juta rumah yang dicanangkan Presiden terpilih Prabowo Subianto.
Sebab, menurutnya, dana pembiayaan perumahan dengan skema FLPP (Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan) saja tidak cukup untuk memenuhi target pembangunan 3 juta rumah. Oleh karena itu, harus ada cara lain agar lebih efisien.
“Kalau pakai metode FLPP, APBN tidak kuat, terlalu besar. Dan menurut kami, harus ada cara lain agar lebih efisien dari sisi APBN. Bukan belanja, tapi investasi, itu satu hal. Kedua, dari segi daya serapnya lebih besar. Jadi [target] 3 juta ahli,” jelas Nixon usai meninjau BTN Jakim Race Expo di Aryaduta Menteng, Jumat (21/6/2024).
Menurut perhitungan BTN, menurut Nixon, perlu dibangun 600.000 unit rumah setiap tahunnya untuk memenuhi target 3 juta rumah. Sementara saat ini hanya bisa diproduksi 200.000 unit melalui FLPP. Untuk mencapai tujuan tersebut, pembangunan perumahan saat ini harus ditingkatkan dua kali lipat.
“Untuk melipatgandakannya, skemanya perlu diubah. Artinya, skema yang kami usulkan menggunakan dana abadi ditambah kombinasi dana abadi. Imbalannya adalah pembayaran subsidi selisih bunga. Karena di awal [pembentukannya] Dana abadinya belum terlalu besar. Itu sebabnya digabungkan dengan bagian pengeluaran dalam APBN. “Itulah yang kami usulkan,” jelas Nixon.
Dengan begitu, ia berharap pada tahun pertama perbankan bisa memberikan KPR kepada 600.000 rumah. Itu sebabnya Nixon percaya bahwa dana abadi dapat menciptakan dampak ekonomi tersendiri dan merupakan cara cepat untuk mengurangi simpanan dana.
Selain itu, dia mengatakan dana abadi perumahan tidak hanya berbentuk Kredit Pemilikan Rumah (KPR). Namun juga dalam bentuk bantuan, seperti pembiayaan renovasi, pembangunan rumah di pedesaan, serta perumahan transit centric development (TOD) bagi pekerja di perkotaan seperti Jakarta yang tinggal jauh.
Di dalamnya, Nixon menjelaskan konsep pembebasan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB). Selain itu, pembayaran di muka juga bisa dikurangi.
Lebih lanjut ia menyatakan bahwa dana perwalian perumahan dapat mengurangi biaya asuransi hingga 6%.
Jadi kalau ketiganya mendapat keringanan, maka penghematannya 21% dari harga normal. Jadi kalau harga rumah Rp 400 juta bisa lebih Rp 300 juta. Jadi teman-teman merasa ada diskon 21%. di rumah, jadi tidak semua menggunakan bunga pokok [setahun] seluruh Indonesia,” tambah Nixon.
[Gambas:Video CNBC]
Artikel lain
BTN berusaha menjadi pesaing baru di industri perbankan syariah
(anak perempuan)
Quoted From Many Source